Monday, April 18, 2016

My Family on DR OZ - Trans TV: Imunisasi & Tidak Imunisasi

Wow, menurut tanggal postingan terakhir sebelum ini, adalah 16 Juli 2015, detail mengenai Hidup Sehat Opa Antonius Porat. What a long time yaaa hihi..

Sekarang karena merasa waktu sudah sedikit lengang, saya tertarik lagi untuk menuangkan lagi cerita saya :)


Ya, saat ini saya sedang mengandung anak ke - 2. Sudah 7 bulan, prediksi lahir di akhir June 2016 ini atau awal Juli. Jadi pas 2 tahun perbedaan dengan kakaknya yang lahir 10 Juli 2014 :)


Lanjut sharing pengalaman setelah mengikuti pelayanan hidup sehat Opa Anton.

Pada hari Selasa 12 April 2016 lalu, saya dan keluarga kecil diundang DR OZ Trans TV untuk menjadi nara sumber, mewakili para orang tua yang memilih tidak memberikan imunisasi kepada anaknya. Syuting saat itu adalah taping / rekaman, dan sebelum mengiyakan tawaran tersebut, kami sempat berat untuk memenuhinya. Karena seperti yang kita semua ketahui, hampir semua orang tua memilih untuk memberikan imunisasi / vaksinasi kepada anaknya. Jadi nampaknya akan menjadi tantangan besar bagi kami yang tentunya akan berhadapan langsung dengan para ahli (dokter - dokter) di program DR OZ tersebut.

Lalu, kami menghubungi Opa Anton untuk asking advise. Beliau memberi masukan untuk kami membaca kontraversi di internet/buku mengenai imunisasi tersebut. Setelah kami membaca semua artikel yang muncul di internet, WOW, banyak yaa ternyata opini - opini masyarakat yang timbul terkait pemberian imunisasi ini.


Sebelum  kami membaca kontraversi tersebut, sebenarnya kami sudah tahu jawabannya, bahwa kami tertarik untuk menjadi nara sumber acara itu, karena memang pengalaman anak kami - Celine yang tidak diimunisasi. Artikel - artikel tersebut hanya menambah pengetahuan kami mengenai imunisasi ini.


Akhirnya, syuting berjalan, dan saya berdampingan dengan Intan Nuraini - artis sinetron, yang saat ini sudah memiliki 2 anak. Anak pertama, laki2, berumur +/- 3 tahun. Anak kedua, perempuan, usia 2 bulan. Dokter yang juga menjadi host adalah dr. Reisa Broto Asmoro, juga ada dokter tamu, dokter tumbuh kembang anak: dr Rini Sekartini.

Sungguh tantangan besar bagi saya saat itu, karena saya paham, kami adalah kaum minoritas, para orang tua yang memilih untuk tidak memberikan vaksin kepada anak. Selain nama2 yang saya sebutkan tadi, tentunya para penonton yang hadir saat itu, juga crew Trans TV, pasti adalah mereka yang setuju vaksinasi. Jadi memang memikul "aliran" ini menuntut kesabaran dan kekuatan menghadapi gunjingan orang banyak hehehe.

Mulai dari pertanyaan - pertanyaan, "yakin, anaknya ga divaksin?", "Ga takut anaknya sakit?", "Kok bisa sih anaknya ga divaksin?", "Punya pengetahuan ga sih tapi mengenai vaksinasi?", "Bagaimana pertumbungan sang anak? Sesuai dengan usia atau bagaimana?", dll. (^_^)


Saya jawab dengan penuh kepastian, bahwa, ya, saya dan suami - kami meyakini bahwa Tuhan sudah menciptakan segala sesuatunya sesuai dengan citra -Nya, kebutuhan dari sang anak, dan alami dalam tubuhnya. Tidak hanya dari setelah melahirkan, tetapi pada saat anak pertama saya masih di kandungan, saya sama sekali tidak mengkonsumsi obat penguat janin bahkan vitamin. Saya murni mengkonsumi makanan sehat - buah - sayuran.

Puji Tuhan anak saya yang 2 bulan lagi berusia 2 tahun, tidak pernah sakit yang berkepanjangan. Sakit hangat terjadi hanya saat tumbuh gigi, itupun maksimal 2 hari. Kekebalan tubuh yang dimiliki juga sangat cukup untuk menolak penyakit masuk ke dalam tubuhnya. Ya kembali ke itu tadi, Tuhan memberikan segala sesuatunya itu cukup. Tidak lebih, tidak kurang.

Pertanyaan yang dilontarkan Intan Nuraini, "Ga takut kalo teman2nya batuk pilek, trus ketularan?", saya jawab, "Itu sempat kejadian, dimana teman2 dekat rumah itu batuk pilek dan anak saya Puji Tuhan tidak sakit'". Ya, jadi memang beberapa pengalaman seperti itu, nyata terjadi. Teman2 Celine sekompleks sakit dan Celine bertahan tidak sakit :) Sekali lagi, Puji Tuhan...


Saat syuting rekaman tersebut, dokter tamu, dr. Rini Sekartini juga netral, tidak terlalu "menghakimi" saya yang tidak memberi vaksin pada anak. Beliau mengatakan, pemberian vaksin itu bukan berarti mencegah datangnya penyakit, tetapi menjadikannya tidak terlalu berat.


:)


Dari percakapan singkat di talkshow tersebut, dr Reisa Broto Asmoro juga shared mengenai anaknya, perempuan, terkena virus saat keluar kota. Usia sang anak 1 tahun. Saya dalam hati hanya bergumam, anak semuda dan sekecil itu sudah terkena virus? :(


Tips yang saya berikan saat itu adalah mengenai pola hidup sehat. Saya berbagi, bahwa saya memasak makanan untuk keluarga saya. Saya tahu proses pembuatannya, bahan - bahannya, tanpa bumbu penyedap, dan kami selalu membawa bekal saat bepergian.

Hal "kecil" yang efeknya ternyata luar biasa, dan mereka cukup salut dengan kisah nyata saya tersebut.

Dear readers,

Di sini saya sharing mengenai parenting atau bagaimana pola asuh orang tua kepada anak. Bahwa orang tua itu mutlak menjadi sumber segalanya bagi sang anak. Ya sumber pendidikan, kecerdasan, kesehatan; tidak hanya raga tapi juga jiwa. Bagaimana kita sebagai orang tua memberikan kebahagiaan untuk anak, sehingga anak merasa damai dan senang selalu. Bagaimana kita sebagai orang tua juga berkewajiban untuk membekali anak dengan hal - hal positif.

Oiya, berbicara mengenai kewajiban, kembali lagi ke syuting tadi, saya sebenarnya tidak setuju dengan kesimpulan yang dikatakan dr. Reisa saat menutup talkshow. Beliau mengatakan, "Bahwa kita sebagai orangtua berkewajiban untuk memberikan vaksin/imunisasi kepada anak kita, supaya tidak terjangkit wabah penyakit, ...", yang menurut saya, itu tidak mewakili apa yang sudah saya utarakan, juga tidak mewakili apa yang dr. Rini Sekartini utarakan, yakni bahwa saya jelas tidak memberikan vaksin karena saya tidak berkewajiban untuk itu, juga dr. Rini menginformasikan dan menegaskan bahwa pemberian vaksin itu bukan berarti terhindar dari penyakit.


Saya juga mau membagi advise yang saya dapat dari dokter Maxi - dokter kandungan di Cilaki Bandung (rumahnya dijadikan tempat pelayanan Opa Anton), sesaat sebelum saya talkshow, bahwa, jangan sampai hak anak kita itu diambil hanya untuk statistik; bahwa semua anak itu dilahirkan unik, dan bahwa anak itu tidak membutuhkan vaksinasi/imunisasi.


Sekali lagi, kami paham, bahwa kami ini kaum minoritas. Kami sadar itu. Sangat sadar. Kami menjunjung tinggi hidup sehat. Kami bertolak belakang dengan kebanyakan orang yang memilih untuk memberikan vaksin. Kami, dalam hal ini saya, sangat yakin anak saya tercipta sudah dengan kekebalan tubuhnya sendiri - ALAMI, dan itu yang saya dan keluarga saya rasakan hingga saat ini. Saya tidak pernah mendadak ijin kerja karena anak sakit, saya tidak pernah meninggalkan anak di rumah dalam keadaan sakit, semua terjadi sesuai dengan keinginan kami - orang tua, juga tentunya karena kehendak - Nya. Kami sudah dipersiapkan dari 0 (nol) kilometer, bahkan jauh sebelum kami menikah (bisa membaca postingan saya sebelumnya mengenai history keikutsertaan saya dalam program pelayanan hidup sehat Opa Anton).


Ini saya sharing foto - foto saat saya syuting yah.. 

Pictures taken by Om - omnya Celine, Om Agung & Om Anggun :D


Disiarkan di Trans TV, 24 April 2016, hari Minggu jam 3 sore WIB :)










Thanks for reading, readers!
:)











Thursday, July 16, 2015

Hidup Sehat Bersama Opa Antonius Porat

Nama beliau: Antonius Porat. Kami menyapanya "Opa" karena panggilan baby kami sedari masih di dalam kandungan :)

Sharing mengenai pelayanan hidup sehat ini, berbagi untuk sesama yang tujuannya pasti untuk hidup sehat dan bahagia :D

Saya ikut pelayanan Opa Anton ini sejak November 2012. Awalnya tahu dari suami saya (saat itu masih status pacaran. Keluarga suami saya sudah ikut semua. Bapak-ibu, dan semua kakak2nya). Pengenalan dari suami saya waktu itu adalah, ayo kita ikut untuk hidup sehat, persiapan untuk kelak kita menikah dan merencanakan mempunyai keturunan, jadi kedua tubuh dibersihkan terlebih dahulu dari segala macam makanan yang tidak dibutuhkan tubuh. Istilahnya adalah, Opa Anton bisa "melihat" daftar makanan yg tidak cocok tersebut atau istilahnya Racun. Kenapa racun? Karena mematikan. Diibaratkan dengan baygon. Hanya bedanya, di rasa. Kalau baygon sudah jelas tidak enak. Kalau daftar makanan tadi, enak; namun kalau dikonsumsi terus - menerus akan mematikan.
Saat itu saya menolak. Pikir saya, kalau mau hidup sehat ya hiduplah yang sehat. Makan yang sehat, makan banyak sayur - buah; juga olahraga. As simple as that.
Suami saya racun tubuhnya adalah: telur, kepiting, ikan asin.
Jadilah pada tahun 2012 itu, momen kami pacaran lebih banyak di malam hari after office hour; alhasil seringkali membatalkan makan malam karena direpotkan dengan "ayamnya digoreng barengan sama minyak telur", "nasi gorengnya ada telurnya", ""ga bisa seafood soalnya penggorengannya sama;walaupun bisa udang dan cumi".
Ah, ribet sekali sih? Wajar yah kalau saat itu saya menolak pelayanan tersebut.

Waktu berlalu, saya "terpanggil" untuk ingin tahu lebih dalam mengenai pelayanan hidup sehat ini. Toh, saya mau lanjut atau tidak, yang penting saya tahu dulu nih, makanan apa saja yang tidak cocok untuk tubuh saya.

November 2012; Bandung pagi hari.
Saya bersama keluarga pasangan saya mengunjungi Opa Anton di Bandung. Lokasi di Cilaki, di rumah dokter Maximus; seorang dokter kandungan. Rumahnya luas, sejuk, dan sudah banyak orang yang antri di depan pintu gerbang untuk bersalaman dengan Opa Anton yang duduk tepat di dalam pintu gerbang tersebut. Tibalah saya bersalaman dengan beliau dan "Cokelat, kepiting, cumi, telur puyuh".
WOW. Saya mau share mengenai makanan2 tersebut.
Pertama, cokelat. Ini adalah makanan kesukaan saya sedari kecil sampai di malam hari sebelum saya bertemu Opa. Jadi ceritanya, saya baru balik dari Vietnam, transit KL sebelum ke Indonesia. Karena tergila - gila dengan cokelat, belilah saya cokelat sampai kalau dirupiahkan itu 1,5 juta. Kebayang kan yah banyak sekali itu, dengan beragam jenis bentuknya. Ada yg spoon, dll. Malam sebelum saya ketemu Opa, saya menghabiskan 5 bungkus cokelat sekaligus. Jadi setelah saya diharuskan untuk berhenti mengkonsumsi cokelat, saya hanya tertegun sembari bergumam dalam hati "yaudalah, semalam sudah puas habisin 5 bungkus". DAN sebenarnya ya tidak hanya semalam saja, tetapi berpuluh tahun, sejak kecil saya mengkonsumsi coklat, mulai dari susu, kue, roti, selai, permen, dll.
Kedua, kepiting. Saya jarang sekali makan kepiting. Setahun sekali saja, waktu Natalan di Balikpapan. Bisa dibayangkan kan, betapa nikmatnya kepiting Balikpapan (Kenari atau Nandito)? Tapiiii..walau hanya setahun sekali, tapi sekali makan bisa 2 ekor habis sendiriiiiii {^_^}. Jadi, yaaah, sudah kebanjiran kepiting lah yaa tubuh saya :)
Ketiga, telur puyuh. Ini selalu menjadi pasangannya setiap makan soto ^_^. Hampa rasanya kalau makan soto tanpa telur puyuh.
Terakhir, cumi. Yah, so so lah. Tidak terlalu sering makan ini. Tidak termasuk ke daftar makanan favorit juga. Tapi pelayanan Opa ini adalah untuk mendeteksi penyakit yang sedang dialami DAN yang akan dialami. Jadi, saya juga tidak tahu apa yang akan saya alami kelak kalau terus mengkonsumsi cumi ini.

Above all, saya patuh dan taat dengan tidak pernah melanggar makan "racun" ini". Sampai akhirnya kami menikah 31 Mei 2013. Saya mulai menggemuk dan saat ada pelayanan Opa di Bandung, saya "minta" nambah racun lagi, misalnya sambalkah, telurkah, dll. Tapi Opa menjawab, "sudah...tidak apa2 gemuk..sudah tanda2.. Kamu stop makan tepung dan perbanyak air putih".
Sejak saat itu saya stop makanan mengandung tepung (OMG! A LOT OF!). Pizza, bakso, mie, roti, kue, martabak, siomay, batagor, kerupuk, bakwan, dll. Padahal makanan yang saya sebutkan tadi itu adalah kesukaan saya semua.
Tapi saya yakin bahwa ini tujuannya untuk menyehatkan badan saya, membersihkan tubuh saya. Dan betul saja, sebulan kemudian, saya hamil :). Jadi kalau dihitung, saya kosong 4 bulan.
Selama 10 bulan hamil (40 minggu), saya sama sekali tidak merasakan muntah2 yang pada umumnya terjadi, atau mual, dll. Semua berjalan seperti biasa, I enjoyed my pregnancy, dan puji Tuhan, bayi saya lahir dengan selamat pada 10 Juli 2014, jam 08.00 pagi di RS. Siloam (cerita mengenai kelahiran saya, terpisah, I posted it already). Saya lahir dengan jalan normal, mudah, lancar.
Saya berpikir, mungkin kalau saya masih makan "seenaknya", si bakso dan kawan2, mungkin saja saya muntah2, karena makanan2 itu tidak cocok untuk badan saya, pun bayi saya.

Sampai detik ini, anak saya berumur 1 tahun 6 hari. Sehat, tanpa imunisasi, tidak pernah sakit, kecuali badan hangat setiap mau tumbuh gigi. Itu saja. Tidak ada bapil, atau penyakit lainnya. Juga saya masih memberikan ASI eksklusif untuk anak saya, Birgitta Theophany Celine Kinanti, tanpa sufor (susu formula). Puji Tuhan :)
Untuk special case ini, saya dapat menu khusus dari Opa untuk semakin melancarkan ASI. Dari minggu pertama bayi saya lahir, saya disarankan perbanyak konsumsi kangkung-tulang babi-kacang hijau, dan minum susu Lactamil (tersedia 2 rasa, cokelat dan vanilla. Karena racun saya coklat, maka saya memilih vanilla). Untuk kangkung-tulang babi-kacang hijau ini, saya buat dengan menggunakan resep brenebon (sup kacang merah ala manado), yang kacang merahnya saya ganti menjadi kacang hijau. Rasanya? Mantapppp. Terbukti ASI saya banyak dan lebih dari cukup, hingga detik ini saya menulis :)

Melalui pelayanan Opa Anton ini, selain sehat, pada akhirnya juga saya merasakan hidup yang jauuuuh lebih hemat. Bayangkan saja, saya bisa menghabiskan beribu2 atau berpuluh2 ribu uang untuk jajan baksolah, martabak setiap pulang kantor, atau mampir beli siomay untuk menjadi teman saat nonton Indonesia Idol, atau sekedar kue2 dan roti2 coklat,strawberry, dll untuk teman dikala jalan2 di mall. Bisa dibayangkan betapa hematnya saya yang saat ini mengkonsumsi "hanya" lemper dan arem2.
Oiya, saya sewaktu hamil naik berat badan dari 55 kg menjadi 75 kg :D
Setelah melahirkan, saat ini saya sudah 48kg. No diet, no olahraga (maksudnya, tidak sesering dahulu kala. Bisa renang seminggu or sebulan sekali). Sekarang olahraganya cukup menggendong anak dan nyuci baju, jemur baju, nyapu, masak, yaaa olahraga tubuh yang sangat sederhana. Andaaaai saya masih makan makanan2 nikkkmat tadi (hihi), mungkin saya tidak menyusut sampai selangsing ini :)

So, untuk Anda yang membaca blog saya ini, tidak perlu ragu lagi untuk mengikuti pelayanan Opa Antonius Porat. Beliau asli Kupang. Pelayanan pusatnya di Kupang. Ada rumah singgah bagi mereka yang mau berobat ke sana. Oiya, kalau ada yang ingin berkunjung, akan dijemput dari Bandara Kupang. Penginapanpun gratis. Ya rumah singgah itu. Kegiatannya ya memasak dari hasil kebun. Iya, kami punya kebun sendiri, yang tentunya sehat, karena bibitnya dari Opa :). Menyenangkan, bukan?

Oiya, saya juga ingin berbagi mengenai pasien2 Opa lainnya yang telah berhasil sembuh dari penyakit; bahwa pelayanan/pengobatan ini tidak bisa dipikirkan berdasarkan logika. Ada pasien yang mengalami sakit jantung dari semenjak beliau masih muda (bapak mertua saya), "racun tubuh"nya adalah daging. daging = susu, keju (karena termasuk turunannya). Setelah taat, beliau sembuh dan aktif mengerjakan segala sesuatunya dengan baik hingga detik ini. Ada juga pasien yang diabetes; dimana pada umumnya tidak boleh makan yang manis2, tapi ternyata tubuhnya memerlukan durian, jadilah pasien tersebut disarankan Opa untuk mengkonsumsi duren 8 buah/hari, dan hasilnya? Sembuh! :)
Ada juga yang mengalami sisik pada kulitnya. Ternyata racun tubuhnya adalah bawang; artinya segala jenis bawang - baik itu bawang merah, putih, bombay. Dan hasilnya juga sudah sembuh. Ada yang tidak boleh makan capcay, tp boleh makan wortel, buncis, dll. Berarti tubuhnya tidak cocok ketika bahan2 makanan tersebut dijadikan satu dan menjadi capcay :) Unik bukan? Ya, karena setiap tubuh manusia diciptakan unik, dan berbeda2. Jadi untuk penyakit yang sama di tubuh yang berbeda, obatnya pasti berbeda juga; walaupun dia kembar :).
Ada ibu hamil usia 7 bulan, yang kalau di dokter biasa pasti diminta dikuret, tapi beruntung beliau bertemu Opa, akhirnya Opa beri tahu "racun tubuh" , dan beliau melahirkan dengan selamat pada saat janin baru berusia 7 bulan, dan sampai sekarang bayinya sehat, seperti pada umumnya. :)

Plus, mengikuti pengobatan ini berarti kita stop obat dokter. Stop ke rumah sakit. Kita harus taat untuk tidak mengkonsumsi "racun tubuh" yang disebutkan Opa.
Itu saja. Mudah kan, selain badan sehat, hidup kita juga hemat :)

Biasanya Opa keliling Indonesia, misalnya Palembang, Medan, Bali, Makassar, Bandung. Dan, perdana di Februari 2015 lalu, Opa membuka pelayanan di Jakarta. Makanya saya senaaaang sekali, karena jaraknya dekat jika dibandingkan dengan ke Bandung.
Pelayanan / pengobatan ini gratis tanpa dipungut biaya. Apabila Anda ingin menyisihkan dana Anda (yang biasanya habis untuk berobat atau bahkan seperti saya; habis untuk membeli makanan2 fav saya tadi, dapat menyisihkan dana tersebut untuk biaya operasional rumah singgah di Kupang yang sudah saya paparkan tadi).
Istilah "Di dalam tubuh yang kuat, terdapat jiwa yang sehat" itu kurang tepat, bahkan cenderung salah. Yang tepat adalah "Di dalam JIWA yang sehat, terdapat tubuh yang kuat" ; karena yang terpenting adalah jiwa. Memberi makan jiwa. Mengutamakan jiwa. Berbuat baik, tersenyum, banyak membantu tanpa pamrih, dll. Ketika jiwa kita sehat, maka tubuhpun akan sehat dan kuat.

Semoga membantu Anda yang saat ini sedang mengalami sakit tertentu. Percayalah, ini adalah jalan terbaik. Kita bisa percaya dengan mereka yang memberi obat ke dalam tubuh kita. Mengapa kita tidak bisa percaya kepada beliau yang "hanya" dan "sekedar" memberikan daftar racun tubuh kita?

Salam,
Ratu Patimasang.




Monday, October 6, 2014

Birgitta Theophany Celine Kinanti



Kamis, 10 Juli 2014, 08:00 WIB, RS. MRCCC Semanggi.


Keajaiban :)
Suatu peristiwa penting yang hadir dalam hidup saya adalah ketika dengan penuh perjuangan melahirkan anak tercinta, Celine.
Membahagiakan. Mengharukan. Selama 40 minggu bersamanya, selama 10 bulan berbagi tubuh bersamanya :)

Kuasa Tuhan Yesus sungguh nyata. Kemudahan dan kelancaran yang aku jalani, sejak awal kehamilan sampai proses persalinan, semuanya dibimbing oleh-Nya..

Sehat, dengan berat badan 3,33 kg dan panjang 51 cm, lahirlah anak kami tercinta, yang saat ini mulai memberi warna baru dalam hidup berumahtangga kami. Keluarga kecil, keluarga Nazareth.









We love you, lil Queen :)


Sunday, June 1, 2014

9 Months Pregnancy :)

 (6 months pregnancy) 
:)

 I'm not alone.

Masuk bulan ke-9..
Bangun tengah malamnya semakin sering.. Terutama krn sulit mau tidur hadap mana.. Kiri.. Atau kanan... Atau terlentang..

Tendanganmu smakin kuat..
Cegukanmu smakin terasa..

Awal juli prediksi dokter.. Ya.. Sebulan lagi.. Smoga lancar ya kelahiranmu..

My precious little baby...
I have loved you from the start..
You are a tiny miracle,,
laying closely to my heart.
Each day I feel your presence,
each day you quickly grow.

So I'll remember this..
the months I carried you.

#IKnewILovedYouBeforeIMetYou